Sabtu, 31 Oktober 2009

kumpulan majas

Macam-macam majas

Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan

kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau

pendengarnya. Majas terdiri atas: 1). Majas Perbandingan; 2). Majas

pertentangan; 3). Majas sindiran; 4). Majas penegasan.



a. Majas perbandingan

Majas perbandingan terdiri atas tujuh bentuk berikut:

1) Asosiasi atau Perumpamaan

Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal

yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.

Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama,

seperti, dan laksana.

Contoh :

a) Semangatnya keras bagaikan baja.

b) Mukanya pucat bagai mayat.

2) Metafora

Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan

secara singkat dan padat.

Contoh :

a) Dia dianggap anak emas majikannya.

b) Perpustakaan adalah gudang ilmu.



3) Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak

bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:

a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.

b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.

4) Alegori

Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang

lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk

cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:

Cerita Kancil dengan Buaya dan Kancil dengan Burung Gagak.

5) Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan

mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.

Contoh:

a) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian

b) Melati, lambang kesucian

c) Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia

Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari

sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.

Contoh:

a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok

gudang garam)

b) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi

kapal api)



7) Sinekdokhe

Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk

menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas

sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk

keseluruhan.

Contoh:

(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.

(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.

b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk

sebagian.

Contoh:

(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.

(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

b. Majas Sindiran

Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.



1) Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan

maksud menyindir.

Contoh:

a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.

b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme

Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :

a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan

oleh orang terpelajar sepertimu.

b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.



3) sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini

biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:

a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!

b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!



c. Majas Penegasan

Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara

berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:

a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.

b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat

tempur.

2) Repetisi

Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:

a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang

kuharap.

b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola

kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme

Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam

puisi.

Contoh:

Cinta adalah pengertian

Cinta adalah kesetiaan

Cinta adalah rela berkorban



4) Tautologi

Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali

sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.

Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:

a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar

pikiran saja.

b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan

bersaudara.

5) Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut

dan makin lama makin meningkat.

Contoh:

a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri

minyak.

b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun

tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks

Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut

yang makin lama menurun.

a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran

itu.

b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan

HUT RI ke -62.

7) Retorik

Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak

memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,

atau menggugah.

Contoh:

a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal

saja?



b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

d. Majas Pertentangan

Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.

1) Antitesis

Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang

berlawanan artinya.

Contoh:

a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.

b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara

pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;

a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.

b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang

berlangsung ini.

3) Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan

dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam

atau meminta perhatian.

Contoh:

a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.

b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes

Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara

yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau

menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:

a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.

b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya

ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar